Senin, 10 Oktober 2011

Rekonsiliasi Indonesia Malaysia

Assalamualaikum Wr.Wb

Seperti yang sudah kita ketahui, bahwa hubungan Indonesia-Malaysia di penghujung tahun 2011 ini mulai memasuki titik krisis kembali, sama seperti saat Indonesia kehilangan 2 pulau yaitu P.Sipadan dan P.Ligitan.
Hal ini dikarenakan adanya suatu persepsi bahwa Malaysia hanya akan merugikan indonesia saja , yang turut diperkeruh dengan berita daerah Camar Bulan di Kab.Sambas juga diakui oleh Malaysia sebagai daerahnya.

Bangsa Malaysia dan bangsa Indonesia merupakan bangsa yang serumpun, jadi seyogyanya tak akan terjadi banyak perselisihan apabila dilakukan rekonsiliasi. Pemerintah malaysia dan Pemerintah Republik Indonesia juga harus sama-sama membicarakan masalah perbatasan yang natinya akan dibuat suatu perjanjian jangka panjang agar masalah perbatasan tak terlalu terbelit-belit apalagi jika berhujung pada konflik.

Konfrontasi Indonesia dan Malaysia, seperti yang terjadi pada Era Orde Lama, hanya akan membawa bangsa Indonesia ke jurang keterpurukan Ekonomi, dan Stabilitas  politik, sementara itu Pemerintah Malaysia pasti akan melakukan langkah taktis dengan Inggris yang akan mengintervensi konflik secara militer. Apalagi jika pecah perang, maka seluruh dunia akan terkena dampaknya karena Selat Malaka akan menjadi Zona Pertempuran (Battlefield Zone) yang tentunya akan berbahaya bila dilewati oleh kapal-kapal asing. Singapura juga akan terkena dampak terbesarnya.

Masalah klaim-klaim budaya memang tak terpisahkan dari miripnya budaya Malaysia (Melayu) dan Indonesia yang memang serumpun ditambah lagi dengan imigran Indonesia yang menetap dan menjadi warga negara Malaysia dan meperkenalkan budaya daerahnya di sana. Oleh karena itu Pemerintah Republik Indonesia harus punya sikap tegas dengan pengakuan budaya oleh Internasional melalui UNESCO dan generasi penerus bangsa juga harus lebih melestarikan budaya Indonesia itu sendiri , apabila budaya itu tak dilestarikan maka budaya itu akan mati dengan sendirinya dan segera digantikan oleh budaya lain (dekulturasi).

Oleh karena itu, marilah kita rakyat Republik Indonesia sama-sama merenungkan satu hal, apakah perlu kita berperang melawan saudara sendiri ? ,sudahkah kita berupaya melestarikan budaya kita sendiri ?
jangan ngeles ! ingat kita ini saudara.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Tidak ada komentar:

Posting Komentar